National Sales Manager PT. Advansia Indotani, Ali Syarif, SE, MM, saat mengisi sambutan di acara Pasar Teknologi Advansia di Dusun Kalo Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima, Sabtu (15/9/18)
Bima, Porosntb- Ada yang menarik dan inspiratif dari penyampaian National Sales Manager PT. Advansia untuk Indonesia, Ali Syarif, SE, MM, saat mengisi acara sambutan di acara Pasar Teknologi Advansia di Dusun Kalo Desa Pai Kecamatan Wera Kabupaten Bima, Sabtu (15/9/18) siang tadi, yang layak jadi petuah bagi para petani kita.
Pria yang sudah lebih dari 25 tahun bergelut di dunia usaha Agrokimia ini, mengaku heran. Hampir setiap petani yang ditanyainya, bercita-cita dapat membiayai anak-anaknya sekolah yang tinggi, agar anak-anaknya kelak bisa bekerja dan tidak menjadi petani seperti mereka.
Seolah-olah, lanjut pria asal Makassar tersebut, menjadi petani bukanlah profesi yang diinginkan. Padahal, kata dia, seandainya usaha pertanian itu digeluti secara pofesional, maka kehidupan para petani akan lebih menyenangkan.
“Kehidupan petani akan lebih menyenangkan dari kehidupan kita yang ada di Jakarta,” cetusnya, di hadapan lebih dari 250 undangan yang memadati lokasi Pasar teknologi.
Karena itu, secara serius, Ali Syarif, mengajak para undangan yang keseluruhannya petani tersebut, agar jangan menyepelekan profesinya sebagai petani sampai bericita-cita anak-anaknya kelak tidak menjadi petani.
Syukurnya, cita-cita petani ini tidak semuanya terkabul. Karena jika terkabul, “maka 20 tahun ke depan siapa lagi yang akan bertani?” Tanya dia retoris, sembari terus memotivasi petani untuk terus berikhtiar di bidang pertanian.
Ia juga meyakinkan para petani, terkait harga bawang merah yang saat ini turun akan naik kembali. Hal ini berdasarkan fakta yang ditemuinya di berbagai wilayah Indonesia.
Kata dia, di luar wilayah Bima kebanyakan sudah panen. Sementara di Bima banyak yang belum panen, sehingga memungkinkan harga bawang merah di Bima naik.
Baca Juga : Bertani Bawang Merah di Tengah Amukan Pasang Surut Harga
“Bukannya tidak ada bawang di luar Bima, tapi sudah panen.Sedangkan di Bima belum panen. Apalagi orang di pasaran sangat menyenangi bawang Bima. Sampai-sampai penjual rela berbohong bahwa bawang yang dijualnya berasal dari Bima padahal bukan,” tuturnya disambut aplaus para undangan yang kontan hatinya berbunga-bunga.
Selain fakta, Feelingnya sebagai orang yang sudah kenyang pengalaman di bidang agrobisnis juga menandakan harga bawang di Bima akan naik.
“Jangan sedih karena harga bawang merah turun, Apalagi ini Bulan Muharram, harus banyak-banyak tersenyum. Karena jika Bulan Muharram dimulai dengan sedih, maka berkah sulit turun sesudahnya,” wejang Ali Syarif.
Ia berharap dengan adanya acara Pasar Teknologi ini bisa menambah wawasan para petani dalam hal pengendalian hama dan penyakit tanaman lewat penggunaan pestisida dari produk-produk PT Advansia Indotani dengan tepat, sehingga dapat meningkatkan produksi pertanian mereka.
Di akhir sambutannya, Manager yang menyempatkan diri menyambangi para petani di pesisir Timur Kabupaten Bima ini, secara simbolis menyerahkan buku yang ditulisnya berjudul “Petani Kawan atau Lawan” kepada Kepala Desa Pai, Hidayat H. Mansyur. (Aden)
Sumber : Berita Media PorosNTB