Berbicara mengenai jagung tentunya sudah tidak asing lagi di telinga kita, selain dijadikan untuk konsumsi manusia jagung juga banyak digunakan untuk pakan ternak.Jagung sendiri merupakan salah satu komoditas tanaman
yang memiliki peran penting untuk pemenuhan kebutuhan pangan manusia. Dengan demikian ini merupakan peluang bagi para pelaku pertanian untuk mengembangkan budidaya tanaman jagung agar produksi jagung meningkat dan mendapatkan hasil panen yang optimal.
Bagi para petani kendala dalam membudidayakan tanaman jagung selain dari serangan penyakit tentu adanya organisme penganggu tumbuhan (OPT). Saat ini OPT pada jagung sedang marak diperbincangkan di berbagai daerah. Adanya serangan FAW atau ulat grayak (Spodoptera frugiperda) menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada tanaman jagung.
Gejala serangan ulat FAW atau ulat grayak ini terlihat pada bagian daun muda yang masih menggulung terdapat lubang-lubang bekas gigitan ulat grayak dan adanya kotoran disekitarnya. Adanya telur FAW pada bagian daun dan terkadang di batang, serta larva FAW yang memiliki ciri khas adanya huruf Y terbalik pada bagian kepala dan empat titik yang membentuk persegi pada bagian segmen kedua dari belakang.
Mengenal ulat FAW atau ulat Grayak dan darimana asal nya
Ulat FAW atau ulat grayak merupakan salah satu hama yang menyerang tanaman jagung. Ulat ini tidak memiliki bulu dan petani biasa menyebut sebagai ulat tentara karena bercorak seperti warna tantara, bahkan di beberapa daerah petani menyebutnya sebagai ulat monster karena menyerang dengan ganas pada tanaman
Ulat dengan nama ilmiah Spodoptera ini merupakan ngengat yang termasuk dalam suku Noctuidae. Larvanya dikenal sebagai hama yang sangat merusak. Diberbagai daerah di Indonesia ulat ini memiliki banyak sebutan seperti ulat grayak/ ulat FAW maupun ulat tentara . Di Indonesia sendiri, ulat grayak utama adalah spodoptera exigua dan spodoptera litura.
Spodoptera frugiperda atau yang umum disebut sebagai ulat grayak atau ulat faw merupakan spesies asli dari Benua Amerika. Ciri ulat ini yaitu terdapat tanda yang menyerupai huruf “Y” terbalik pada kapsul kepala dan pola titik hitam pada abdomen di sisi lateral tubuhnya yang berwarna kecoklatan. Berdasarkan penelitian, fase kehidupan ulat grayak ini berlangsung dalam empat fase dimulai dari telur, larva, dan imago. Kerusakan yang diakibatkan pada tanaman terjadi saat fase larva karena ulat akan aktif untuk bergerak dan memakan bagian tanaman jagung pada lahan yang ditanam.
Mengutip dari data Dirjen Tanaman Pangan Balai Besar Peramalan Organisme Penganggu Tanaman (BBPOPT), ulat grayak (spodoptera frugiperda) pada jagung pertama kali masuk ke Indonesia sejak awal tahun 2019. Dapat dikatakan jika serangan hama ini masih tergolong kasus baru di Indonesia. BBPOPT memperkirakan tingkat serangan pada tanaman jagung di Indonesia pada tahun 2019/2020 bisa mencapai 14.133,6 / ha. ulat grayak umumnya menyerang pada fase vegetatif tanaman jagung di bagian pangkal daun yang belum terbuka sehingga akan sulit ditemukan.
Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan ulat grayak ini mengakibatkan kerugian sampai 80 % (Nurwahidah Shagir, Kepala UPT BPTPH - Sulawesi Selatan) pada sesi wawancara Chanel Youtube OmTani. Video lengkapnya --> https://youtu.be/MiPYkCWpihE
Cara mengatasi ulat FAW atau ulat Grayak
1.Pengendalian Mekanik
Pengendalian secara mekanik ini bisa dilakukan dengan cara merotasi tanaman hal ini bertujuan untuk memutus daur hidup hama. Selain itu dengan cara mengambil telur, ulat maupun kepompong ulat grayak tersebut dari tanaman.
2.Pengendalian Biologi
Jika cara di atas dirasa kurang efektif maka dapat dilakukan cara yang berikut ini yaitu penggunaan insektisida secara biologis dengan cara penggunaan bahan-bahan tanaman di sekitar untuk dijadikan pestisida nabati seperti memanfaatkan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari bagian tanaman seperti daun, batang, akar daun mimba, akar tuba dll.
3.Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi biasanya lebih cepat terlihat hasilnya dibandingkan beberapa cara pengendalian di atas. Selain itu saat ini penggunaan Insektisida bahan kimia banyak digunakan beberapa petani jagung. Selain efektif dalam pengendalian OPT atau ulat grayak, hasil panen pun bisa lebih optimal. Di beberapa daerah petani menggunakan ABENZ 22 EC dan AMURON 70 EC sebagai Insektisida pengendali ulat grayak/ ulat FAW .